Berjalan bersamamu dalam kondisi
seperti ini terasa seperti meraba dalam kegelapan
Tak ada arah yang pasti, tak ada
ingin yang nyata
Seakan-akan ini tak akan berjalan
dengan baik seperti harapan semuku, harapan semumu dan harapan semu kita
Menyakitkan,ketika aku menangis,tak
kurasa tanganmu menyeka airmataku
Perih,ketika terluka, tak kulihat
senyum di wajahmu
Menyedihkan, ketika aku letih,tak
kudapati bahumu untuk kujadikan sandaran
Takut, ketika tak merasakan kehadiranmu,
aku akan mencari raga baru yang akan selalu ada untukku
Ini sakit sayang… sakit karena
menyayangimu tapi tak bersamamu
Ketika melihat jauh ke belakang,
darimana awal perasaan ini terbentuk, cuma ada kerutan alis sebagai
tanggapan atas rasa heran terhadap betapa rumitnya perasaanku
Perasaanku terbentuk dari rasa yang
aku belum terlalu yakin untuk menyebutnya ‘cinta’
Perasaanku terlahir dari
berkali-kali kebohongan, pengkhianatan, patah hati dan kebencian yang kita
ciptakan sendiri
Herannya perasaanku kembali bermuara
ke rasa sayang yang aku rasa tak sepenuhnya menghilang dari apa yang sudah
terlewati
Ketika kamu tak mengabariku, aku
pikir kamu memang tak lagi memikirkan aku
Dan aku pun bersumpah dalam hati tak
akan mengabarimu dan berusaha menyingkirkan kamu dari pikiran dan hatiku
Tapi waktu selalu membawa kita
kembali untuk bersama, melupakan kebencian, kebohongan dan patah hati
Semakin jauh aku melangkah darimu,
semakin kuat aku ingin kembali bersamamu
Dan sampai saat ini aku masih belum
mengerti apa arti dari putus dan bersambungnya perasaan tak berarah ini
Tiba-tiba aku ingin bertanya, how if
I promise not to feel this pain, will I see you again?
kuambil dan kuedit sebagian dari postingan http://wawasukacurhat.wordpress.com/2011/03/13/will-u-wait-for-me/